Senin, 15 Januari 2007 02:26:20
--------------------------------------------------------------------------------
Banjarmasin, BPost
Kalsel bertekad menggenjot sektor perkebunan untuk menggantikan sektor batu bara yang selama ini menjadi primadona ekspor dan penyumbang PAD terbesar untuk Pemprov Kalsel.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) Kalsel, Drs Subardjo mengungkapkan, kendati nilai ekspor batu bara Kalsel masih tinggi, namun presentase kanaikan dari tahun-ke tahun sangat rendah.
Sebagaimana tahun 2005, volume batu bara yang dihasilkan mencapai 50,928 juta ton lebih dengan nilai 1.587 miliar dolar AS lebih dan 2006 sebanyak 54.381 juta ton dengan nilai 1,629 miliar dolar AS, atau naik 2,68 persen.
Dengan persentase kenaikan yang sangat rendah ini menunjukkan ke depan batu bara sudah tidak bisa lagi dijadikan komoditi andalan ekspor, untuk menopang perekonomian Kalsel.
"Dari data, batu bara Kalsel yang sebelumnya bertahan hingga 100 tahun kini tinggal 25 tahun saja, maka mulai 2007 kita menggenjot perkebunan," katanya.
Untuk komoditi karet alam, tahun 2005 hanya 11.466 ribu ton lebih, dan 2006 naik menjadi 49.979 ribu ton lebih, naik 335,86 persen.
Selain karet, crude palm oil (CPO) atau minyak mentah sawit juga mengalami kenaikan ekspor yang sangat besar, tahun 2005 hanya Rp33,55 ton senilai Rp12,608 juta dolar AS, 2006 menjadi 77,98 ton dengan nilai Rp22.902 juta dolar AS.
Selain sektor perkebunan, sektor perikanan setiap tahunnya juga mengalami kenaikan, yaitu pada 2005 sebesar 1.166 ribu ton lebih, 2006 menjadi 2.687 ribu ton lebih, naik 130,33 persen.ant
--------------------------------------------------------------------------------
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
No comments:
Post a Comment