Selasa, 01 Mei 2007
Jakarta, Kompas - Lelang minyak sawit mentah atau CPO Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara, Senin (30/4), mencetak harga Rp 6.823 per kilogram (kg) atau 751,8 dollar AS per ton. Pada saat bersamaan, harga ini lebih tinggi dari bursa Kuala Lumpur yang berkisar 650-660 dollar AS per ton.
"Harga minyak goreng selalu mengikuti CPO, itu tidak bisa dilepaskan. Namun, kalau dikatakan ekspor sekarang lebih banyak, itu tidak benar karena harga dalam negeri sebenarnya lebih menarik," kata Ketua Komisi Minyak Sawit Indonesia (KMSI) Rosediana Suharto, yang dihubungi di Medan, Senin (30/4).
Kenaikan harga terjadi, kata Rosedianan, karena meningkatnya permintaan dalam negeri. Dampaknya, harga minyak goreng curah saat ini menembus Rp 8.000 per kg.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan (Depperdag) Diah Maulida mengungkapkan, ekspor CPO Indonesia periode Januari-Maret 2007 justru lebih rendah dari Oktober-Desember 2006. Artinya, produsen justru lebih banyak memasarkan CPO di dalam negeri.
Jaring pengaman
Menurut Rosediana, pemerintah harus membuat kebijakan komprehensif, jika ingin menstabilkan harga minyak goreng dalam negeri. Apabila stabilisasi untuk dalam negeri dilakukan tanpa memerhatikan kontrak dagang yang telah ada, maka eksportir akan dirugikan.
"Malaysia mempunyai jaring pengaman untuk stabilisasi harga dalam negeri. Produsen minyak goreng wajib menjual murah meski harganya telah naik."
Pemerintah selanjutnya membayar selisih harga pasar dan harga jual langsung pada produsen. Namun, Rosediana mengingatkan, kebijakan untuk menyelamatkan rakyat kelas menengah ke bawah ini hanya efektif jika seluruh pengusaha terlibat.
Implementasi jaring pengaman tanpa kesepakatan dari seluruh produsen minyak goreng dapat membuat pasar lebih tidak stabil. Karena, saat produsen memasok dengan harga murah, spekulan yang menyerapnya.
Wakil Direktur PT Smart Tbk Daud Dharsono mengatakan, pemerintah harus berhati-hati mengamankan pasokan dalam negeri agar tidak membuka peluang bagi spekulan. Ulah spekulan juga yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng hanya akan terjadi sesaat.
Operasi pasar
Berkaitan dengan itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depperdag Ardiansyah Parman menyatakan, akan melakukan operasi pasar minyak goreng curah, Selasa (1/5), di Jawa Timur sebanyak 40 ton dengan harga Rp 7.200 per kg. Harga saat ini mencapai Rp 7.800 per kg dan cenderung turun.
Dari Jambi dan Magelang dilaporkan harga minyak goreng curah dari Rp 7.500-Rp 8.000 per kg. Namun dari Arso, Papua, dilaporkan, harga tandan buah segar (TBS) sawit petani justru anjlok dari Rp 582 jadi Rp 567 per kg.(HAM/OSA/DAY/ITA/EGI/ROW)
No comments:
Post a Comment