Saturday, May 05, 2007

OP Minyak Goreng 100 Ribu Ton Bukan untuk kalangan industri Banjarmasin tidak kebagian

Rabu, 02 Mei 2007 02:32

JAKARTA, BPOST - Produsen CPO dan minyak goreng sepakat menggelar operasi pasar (OP) dengan menggelontorkan minyak goreng curah sebanyak 100 ribu ton untuk menurunkan harga yang kian melonjak.

OP sudah bisa dilakukan pada pekan ini. Dengan OP diharapkan harga minyak goreng curah bisa kembali ke level Rp 6.500-Rp 6.800/kg dari saat ini dikisaran Rp 8.000/kg.

Jumlah OP minyak goreng sebanyak 100 ribu ton ditujukan untuk konsumsi langsung dan bukan untuk kalangan industri. Perinciannya 80.000 ton untuk Pulau Jawa dan 20.000 ton di luar Pulau Jawa.

DKI Jakarta mendapat porsi OP paling besar sebanyak 40.000 ribu. Diikuti Surabaya 25.000 ton dan Semarang 15.000 ton. Sementara di luar Pulau Jawa perincian 0P sebanyak 20.000 ribu ton adalah untuk Medan 12.000 ton dan Makassar 8.000 ton.

Demikian hasil rapat antara Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Departemen Pertanian, Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) di Gedung Depperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (1/5).

Dalam hasil rapat tersebut disebutkan OP minyak goreng 100 ribu ton, kontribusi terbesar berasal dari PTPN III, PTPN IV, PTPN V dan PTPN XIII dengan total suplai 20.000 ribu ton.

Sisanya 10.000 ton dari Grup Sinar Mas, 5.000 ton dari Musim Mas, 5.000 ton dari KPN, 5.000 ton dari BEST, 5.000 ton dari PT Astra Agro Lestari Tbk, 5.000 ton dari Grup Salim, 3.000 ton dari Barmex Oil and Fat dan 5.000 ton dari Minamas. Sedangkan kekurangannya akan dibahas oleh Gapki untuk menentukan siapa yang akan memenuhi.

"Harga ideal sebelum gejolak adalah Rp 5.000- Rp 6.000 per kg dan setelah gejolak Rp 8.000/kg kita harapkan dengan OP harganya cepat turun," kata Menteri Perindustrian, Fahmi Idris.

Untuk mencapai penurunan harga minyak goreng itu, pengusaha mengaku akan mengurangi marjin penjualan atau bahkan tidak mencari keuntungan.

Sementara Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, harga eceran tertinggi minyak goreng ditentukan oleh harga CPO dunia.

Apabila harga CPO tinggi maka harga minyak goreng OP akan mendekati Rp 6.800/kg dan jika turun bisa Rp 6.500/kg. "Setiap minggu kita akan cek berapa harganya dan sejauh OP bisa menekan harga," katanya.

Sementara itu di kota Banjarmasin meski dalam pekan lalu mengalami kenaikan antara Rp 1.000-Rp 1.500/kg namun tidak masuk hitungan untuk mendapat jatah OP minyak goreng curah. Harga minyak goreng curah kuning per bleknya sebelumnya hanya Rp 95 ribu, namun kini Rp 115 ribu. dtc


No comments: