Tuesday, January 08, 2008

Gapensi Bantu Korban Puting Beliung

Sabtu, 1 Desember 2007
Radar Banjarmasin

BANJARMASIN – Perkebunan kelapa sawit di Kalsel terus diperluas. Jika sebelumnya areal perkebunan sawit terfokus di Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut saja, kini mulai dibuka lahan baru di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tapin, dan Kabupaten Banjar.

Kepala Dinas Perkebunan Kalsel Ir Haryono mengemukakan, lahan yang disediakan untuk perkebunan sawit itu seluas 500.000 hektare lebih. Dari luas lahan tersebut, yang telah diusahakan dan ditanami untuk perkebunan seluas 243.000 hektare. Rinciannya, seluas 200.000 hektare untuk perkebunan besar, sisanya untuk perkebunan tanaman rakyat.

“Dalam rangka revitalisasi perkebunan kelapa sawit, pemerintah akan memperluas arealnya. Yang sudah mendapatkan izin di HSS, Tapin, Banjar, dan Tabalong,” ujar Haryono kepada wartawan, baru-baru tadi.

Menurut Haryono, sektor perkebunan kelapa sawit mempunyai prospek yang sangat bagus. Karenanya, ke depan perlu peningkatan pembangunan industri sawit.

Ia menuturkan, di Kalsel telah ada pabrik kelapa sawit (PKS) sebanyak 14 unit dengan kapasitas olahan 610 ton tandan buah segar per jam. “Pabrik-pabrik kelapa sawit tersebut baru mengolah 60 persen tanaman sawit yang ada, atau 143.000 hektare tanaman yang menghasilkan. Produksi kita rata-rata 400.000 ton per tahun CPO maupun inti sawit,” jelasnya.

Haryono mengharapkan, ke depan Kalsel lebih fokus pada pengembangan industri pengolahannya. Sebab, untuk investasi baru akan terkendala ketersediaan lahan. “Jika pabrik minyak goreng sudah banyak, maka CPO tidak lagi dikirim ke Pulau Jawa atau ke Jakarta. Tapi langsung diolah di Kalsel, termasuk juga CPO dari Katim dan Kalteng. Pemerintah sedang berupaya untuk mewujudkan itu semua,” katanya.

Diakuinya, memang saat ini di Tarjun, Kabupaten Kotabaru, telah dibangun pabrik minyak goreng dengan rencana produksi 5.000 ton per hari. “Mudah-mudahan tahun depan diresmikan, saat ini dalam tahap ujicoba dengan kapasitas produksi 1.000 ton per hari,” ungkap Haryono.

Menyinggung revitalisasi perkebunan yang dicanangkan, Haryono menandaskan revitalisasi seluruh perkebunan yang ada harus menjalin kemitraan dengan masyarakat, atau masyarakat sekitar tidak hanya menjadi penonton tapi dilibatkan. (sga)

1 comment:

Anonymous said...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my site, it is about the CresceNet, I hope you enjoy. The address is http://www.provedorcrescenet.com . A hug.