Rabu, 27 September 2006 00:19:41
Amuntai, BPost
Para petani di Desa Sungai Durait Hulu dan Tengah Kecamatan Babirik Hulu Sungai Utara mengalami gagal panen akibat kekeringan.
Dari sekitar 500 hektare lahan yang ditanami labu, sebagian besar mengalami gagal panen, begitu juga lahan pertanian berupa tanaman padi yang luasnya 2.000 hektare.
Desa Sungai Durait dikenal sebagai pemasok labu, terong, timun, cabe dan jagung terbesar di pasar HSU dan daerah Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Kondisi lahan yang berada di watun satu rawa lebak, membuat mereka tak bisa mengejar musim tanam.
"Seharusnya menanam Juni lalu, tapi waktu itu lahan terendam banjir, setelah lewat bulan itu kami tanam, lahan malah kekeringan," tutur Abdurrahman, petani setempat Selasa (26/9).
Pantauan BPost, sejumlah kebun labu yang masih tersisa seperti milik Yusuf di Sungai Durait Tengah maupun kebun yang dikelola kelompok tani, daunnya mulai menguning buahnya kerdil.
Jasa pelayanan pompa air sebanyak 6 unit bantuan pemerintah yang dikelola UPJA tidak semua bisa diakses petani. Sebagian petani tak mampu membayar biaya operasional.
Akibat gagal panen itu harga labu di pasaran melonjak. Di tingkat petani, labu dengan berat sampai 10 kg Rp15.000/buah. Padahal kalau musim panen harganya Rp5.000-7.500 per/buah. Harga cabe dan tomat juga naik. Cabe rawit Rp35.000/kg dan tomat Rp7.000/kg.
"Meskipun harganya sekarang mahal, kami tetap tak bisa menikmati untung, karena hasilnya sedikit yang bisa dipanen," kata Abdurrahman. han
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
No comments:
Post a Comment