Wednesday, January 10, 2007

Limbah Sawit Bisa untuk Pupuk dan Bahan Bakar

Selasa, 09 Januari 2007
Pangkalan Bun, Kompas - Industri kelapa sawit memiliki produk sampingan yang dapat dimanfaatkan. Ampas inti sawit, misalnya, dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah cangkang dan tandan kosong sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.

"Limbah kelapa sawit sudah dimanfaatkan oleh masing-masing pabrik pengolahan sawit. Namun, masih tersisa banyak," kata Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Maruli Gultom dalam peresmian proyek-proyek perusahaan tersebut di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (8/1).

Jika limbah sawit dijadikan bahan bakar utama proyek pembangkit tenaga listrik, hasilnya adalah daya listrik yang murah. Menurut Maruli, pasokan listrik juga menjadi lebih stabil karena bahan bakar limbah sawit terus tersedia.

Dalam acara tersebut, Gubernur Kalteng Teras Narang meresmikan proyek pengembangan pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton tandan buah segar per jam, pabrik pengolahan inti sawit, dan fasilitas tangki timbun berdaya tampung 3.500 ton.

Selain itu, diresmikan pula kebun induk dan pengolahan benih sawit berkapasitas lima juta benih per tahun, pabrik mini biodiesel, dan instalasi pusat pelatihan. "Instalasi pabrik mini ini untuk menyiapkan produksi biodiesel berbahan baku jarak pagar dalam skala komersial," kata Maruli.

Saat ini Astra Agro Lestari sedang menguji coba penanaman jarak pagar di Kalimantan Timur. Jika kebun percobaan tersebut berhasil memproduksi delapan ton biji kering per hektar per tahun, akan segera dibangun kebun untuk memasok kebutuhan pabrik biodiesel berkapasitas 150.000 ton per tahun.

Maruli menambahkan, untuk mendirikan pabrik seperti itu di Kalteng, diperlukan lahan setidaknya 50.000 hektar.

Teras Narang menuturkan, baru sekitar 23,45 persen dari empat juta hektar lebih luas lahan yang dicadangkan untuk pengembangan perkebunan di Kalteng sudah dimanfaatkan.

"Dari 300 unit (perkebunan) yang terdaftar, baru 104 unit yang sudah operasional dengan plotting area sekitar 1,7 juta hektar," katanya.

Adapun 196 unit perkebunan besar lainnya dengan areal dicadangkan sekitar 2,8 juta hektar hingga saat ini belum memulai kegiatan investasi. (CAS)

No comments: