Jumat, 30 Maret 2007 01:17
Kotabaru, BPost
Petani kelapa sawit di Desa Rampa, Desa Sungai Bali dan Desa Tanjung Mangkok, Kecamatan Pulau Sebuku, Kotabaru berencana menjual lahan mereka ke penambang bijih besi. Sebab, meski menghasilkan tak satu pun perusahaan yang mau menampung sawit warga.
Camat Pulau Sabuku Joko Mutiyono, mengatakan, lahan masyarakat yang akan dijual tersebut seluas 80 hektare dan ditanami sawit sejak 1995.
Menurut Joko, setiap musim panen hasil sawit melimpah. Karena tak ada perusahaan yang menampung, buah sawit dibiarkan warga membusuk.
"Warga mulai resah dan ingin menjual lahan tersebut kepada PT Silo yang bergerak di bidang pertambangan bijih besi," katanya, Kamis (29/3).
Penanaman sawit di lahan warga itu merupakan program Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kotabaru. Warga, kata Joko, siap memberikan 10 persen hasil penjualan kepada Pemkab Kotabaru sebagai ganti rugi atas penanaman sawit itu.
"Pertemuan membahas harga tanah dengan PT Silo sudah beberapa kali dilaksanakan, tapi belum ada kata sepakat," katanya.
Warga, kata dia, menawarkan kepada PT Silo setiap pohon kelapa sawit dihargai Rp350.000 dan tanah permeternya Rp4.000. Setiap hektare berisi 120 pohon kelapa sawit.
Sementara, perusahaan menawar dengan harga Rp75 ribu setiap pohon dan tanah aktif senilai Rp1.500 per meter dan yang tidak produktif Rp1.000 per meter.
"Saya sudah menyampaikan hal ini kepada bupati. Kata dia tunggu hasil penghitungan dahulu," katanya. dhs
No comments:
Post a Comment