Sabtu, 12 Mei 2007
Jakarta, Kompas - Perusahaan perkebunan Malaysia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia diminta turut memasok bahan baku untuk minyak goreng. Kontribusi itu diharapkan mempercepat upaya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia, dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia menstabilkan harga minyak goreng di pasaran dalam negeri.
Rapat berlangsung di Departemen Pertanian, Jakarta, Jumat (11/5), dipimpin Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Pertanian Djoko Said Damardjati dan dihadiri sedikitnya 14 produsen CPO Malaysia di Indonesia.
"Anggota Gapki akan memasok 135.000 ton CPO ke pabrik minyak goreng dalam program stabilisasi harga, sisanya kami harapkan dipasok produsen CPO di luar Gapki. Perusahaan Malaysia sudah setuju dan mereka minta waktu sampai Senin (14/5) untuk menentukan jumlah pasokannya," ujar Ketua Bidang Pemasaran Gapki Susanto seusai rapat.
Pemerintah meminta pengusaha menstabilkan harga minyak goreng pada kisaran Rp 6.500-Rp 6.800 per kg di tingkat konsumen. Kini harga minyak goreng masih Rp 7.000-Rp 7.500 per kg.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, penurunan harga minyak goreng baru berkisar Rp 25 hingga Rp 100 per kg.
"Stok pedagang merupakan cadangan baru yang diperoleh dengan harga tinggi sehingga harganya tetap mahal saat dijual. Jika stok baru dengan harga rendah sudah masuk ke pedagang, secara bertahap harga bisa turun kembali," ujar Mari.
Harga CPO dilaporkan telah menurun dari 690 dollar AS per ton menjadi 660 dollar AS per ton. Pemerintah berharap harga akan mencapai 650 dollar AS per ton sehingga diharapkan mampu menekan harga minyak goreng di dalam negeri. (HAM/OIN/Nel)
No comments:
Post a Comment