Monday, September 10, 2007

Program Sawit Perlu Disosialisasikan

Rabu, 22 Agustus 2007


RANTAU ,- Pihak investor kelapa sawit yang akan menanamkan modalnya di Bumi Ruhui Rahayu diminta untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi secara langsung dengan masyarakat, pihak kecamatan, dan tim dari Pemkab Tapin.

Hal itu diungkapkan oleh Bupati Tapin Drs H Idis Nurdin Halidi, saat membacakan salah satu isi rekomendasi dari ekpose rencana perkebunan kelapa sawit oleh 9 perusahaan sawit di Tapin. Pertemuan yang dihadiri oleh unsur Muspida Tapin, ke-9 perwakilan dari pihak investor sawit, kepala dinas dan para camat yang daerahnya terkena areal kelapa sawit, di lantai 2 aula Kantor Bupati Tapin, kemarin pagi hingga siang.

“Poin penting lainnya lagi adalah, agar diadakan pertemuan rutin dengan pihak perusahaan, tim dari Pemda, pihak kecamatan untuk membahas persoalan yang timbul di masyarakat dalam satu meja. Tolong diinvestarisir berapa jumlah desa yang mendukung program sawit ini dan berapa yang menolak, biar jelas data-datanya dari luasan lahan yang sudah diberikan izin lokasinya,” cetus Idis.

Selain itu juga, seluruh peserta yang hadir, sepakat untuk merubah pola pikir masyarakat. “Kita menghormati pola pikir masyarakat yang memiliki lahan galam, kolam ikan, purun, untuk tidak dimasukkan ke dalam areal kelapa sawit. Kalaupun sudah ada sebagian kecil purun dan 48 buah sumur ikan milik masyarakat yang sudah terlanjur diland clearing, mudah-mudahan tidak merambah ke desa lainnya. Dan yang terpenting, sebelum pihak perusahaan melakukan pengukuran lahan masyarakat, mintalah kepada masyarakat untuk menunjukkan lokasi mana saja yang terdapat lahan purun, sumur ikan, dan pulau galam kepada pihak perusahaan untuk diinclave,” kata Idis.

Ditambahkan oleh Syamsul Huda, Kadisnaker LH dan Penanaman Modal Tapin, pihaknya bersama dengan pihak investor akan lebih sering melaksanakan sosialisasi di lapangan sekaligus untuk pendekatan kepada masyarakat. “Bahkan, lahan sawit yang sedianya untuk perkebunan sawit, 20 persen lahannya diperuntukkan bagi perkebunan plasma, selain perkebunan inti. Dan tahun 2011 nanti Insya Allah progran sawit ini sudah sempurna,” ujar Syamsul.

Ditambahkan oleh Kadispertan Tapin, Mujiarto, untuk lahan di Tapin sangat penting diperlukan perlakukan khusus untuk lahan rawa yang bakal dijadikan areal sawit.

Sementara itu, MR Edward Ong yang mewakili 3 perusahaan besar, mengaku pihaknya akan membangun parit-parit, agar lahan tidak kering di lahan seluas 1000 hektar, dan masyarakat bisa mencari ikan di parit-parit terserbut. Masyarakat juga bisa menjadi tenaga kerja di perkebunan sawit yang membutuhkan ratusan orang buruh sawit.

“Kami pun menerapkan plasma, dengan pola kemitraan, namanya kredit koperasi prima angkutan (KKPA) dari 16 ribu lahan di Sembamban, Tanbu. Di mana setiap 1 KK, mendapatkan 2 hektar lahan sawit. Dan kenapa kami harus mengerjakan perkebunan inti terlebih dahulu. Sebab pihak bank baru akan mencairkan dana apabila ada perkebunan inti, yang akan menjadi sebagai penjamin dananya nanti. Inilah yang mendasarinya,” ujar lelaki yang berasal dari Malaysia ini.

sementara itu, Syamsudin, perwakilan dari PT Hasnur Coal Terminal mengaku pihaknya sudah melakukan study intensif di dalam perusahaan.”Kami juga membayar pihak konsultan yakni Bapak Ramli dari Malaysia. Disebutkannya, kendala yang kami hadapi adalah sumber bibit agar jangan sampai terhenti. Dan bibit sawit yang sudah kami pesan ternyata jantan semua. Ini menjadi trauma bagi kami. Belajar dari pengalaman itulah, perkebunan sawit ini harus dikelola oleh tenaga yang profesional. Jangan sampai kejadian seperti kami alami ini menjadi preseden buruk bagi masyarakat, sebab kegagalan ini akan dikenang oleh masyarakat. Dan kami tidak ingin masyarakat mengalami kegagalan serupa di kemudian hari nanti,” cetusnya.

Ditambahkannya, saat ini pihaknya sudah menyewa seorang tenaga ahli dari Medan, Bapak Lukman, yang sudah 2 bulan ini datang ke Tapin untuk meneliti secara teknis dan non teknis soal sawit ini di Tapin. “Rekomendasi para ahli ini menyebutkan, kunci dari program sawit ini harus selalu dekat dengan masyarakat. Dan Insyallah September nanti pekerjaan mereka selesai dilaksanakan. Dan pihak kami awal September nanti mendatangkan bibit dan memulai pembuatan kanal-kanal air, bekerja sama dengan PT Kharisma Inti Usaha,” cetusnya.

Sedangkan dari perusahaan lainnya, seperti dari PT Agrin Nusantara mengaku tidak menemukan kendala di lapangan hingga saat ini, sebab baru Desa Masta yang bakal digarap untuk tahap awal. sedangkan PT Tribuana terkendala masalah soal mitra kerja. Sedangkan PT Kharisma Inti Usaha, PT Platindo Agro Subut, PT Kharisma Alam Persada, dibawah bendera yang sama mengaku sudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat, pembibitan, dan inventarisasi lahan. (nti)


No comments: