Monday, September 10, 2007

Ramai-ramai Lepaskan Plasma Sawit

Monday, 27 August 2007 01:30

PELAIHARI, BPOST - Pengembangan kebun plasma kelapa sawit di Desa Asri Mulya Kecamatan Jorong gagal. Perusahaan inti, PT Kintap Jaya Wattindo (KJW), angkat tangan setelah warga secara sepihak mengalihkan lahan ke penambang bijih besi.

"Padahal program revitalisasi (pengembangan plasma sawit) itu sudah berjalan beberapa bulan. Sebagian sudah tertanami. Tapi, tiba-tiba masuk program bijih besi itu. Akhirnya program plasma gagal," jelas Manager Kebun Kintap 1 PT KJW Sulistiyohadi kepada anggota DPRD Tala, Imam Kanapi dan H Aus Al Ansyari, Sabtu (25/8).

Didampingi Manager Kintap 2 Hendriyanto dan Legal Department RKE Gunawan Wibisono SH, Sulis (sapaan Sulistiyohadi) mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas langkah warga Asri Mulya itu. Pasalnya, dalam program plasma, pihak perusahaan hanya sebatas membantu memfasilitasi pembangunan dan pemeliharaan kebun.

Namun diakuinya masalah tersebut cukup membuat perusahaannya tidak nyaman dengan pihak perbankan yang telah menyatakan kesiapan menyokong dana untuk pembangunan kebun plasma. Program plasma di Desa Asri Mulya itu pun juga telah diakomodasi dalam APBD.

Warga Asri Mulya, sesuai usulan awal, telah menyiapkan lahan plasma seluas 300 hektare. Namun ketika program baru berjalan beberapa bulan, warga mengalihkan (melepas) lahan itu kepada penambang bijih besi.

"Warga suka yang instan. Ketika ada program bijih besi masuk, mereka ramai-ramai melepaskan lahan plasmanya. Kabarnya warga sudah menerima ganti rugi pelepasan lahannya. Kami bingung tiba-tiba ada program bijih besi masuk. Padahal lahan itu telah disiapkan untuk kebun plasma," tutur Sulis.

Karena kondisi ini, manajemen KJW sementara waktu belum ada rencana membangun plasma di Asri Mulya. Apalagi dari 300 ha lahan yang disiapkan, kini hanya tersisa 50an hektare . Selebihnya telah masuk program bijih besi.

Dua petinggi Fraksi Amanat Keadilan Sejahtera DPRD Tala, Aus dan Imam terkejut mendengar laporan itu. Keduanya mengatakan segera melaporkan permasalahan ini ke pimpinan dewan untuk dibahas dalam forum resmi.

"Mungkin nanti dewan akan memanggil dinas perkebunan untuk meminta penjelasan gagalnya program revitalisasi kebun plasma sawit itu. Mestinya instansi teknis terkait bisa mengamankan program ini," katanya. Hingga berita ini diturunkan Kadisbun HA Rachman Said belum berhasil dikonfirmasi. roy


No comments: