Senin, 15 Desember 2008 11:28 redaksi
BANJARMASIN - Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan, Ir Haryono, mengungkapkan, sekitar 480 ribu hektar lahan rawa yang kedalamannya kurang dari tiga meter di Kalsel dibolehkan untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit.
"Dari sekitar 480 ribu hektar lahan rawa yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kalsel itu, kini sudah banyak perusahaan yang mendapat izin usaha," ujarnya, belum lama ini.
Dia menyebutkan, perusahaan perkebunan yang telah mendapat izin usaha untuk pengembangan kepala sawit tersebut, antara lain sembilan perusahaan berada di Kabupaten Tapin, dengan rencana pengembangan seluas 80 ribu hektar.
Selain itu, kata Haryono, tiga perusahaan di Kabupaten Barito Kuala (Batola), lebih kurang seluas 42 ribu hektar, dua perusahaan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan satu di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Dia mengakui, untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan rawa tersebut memang harus menggunakan jenis kelapa sawit khusus seperti yang dikembangkan di daerah Sumatera, sesuai hasil pengkajian dari tim pengembangan rawa.
Keuntungan dari pengembangan perkebunan di lahan rawa tersebut, katanya, pada tahun-tahun awal produksinya besar mencapai enam ton tandan buah segar (TBS) setiap hektar, sedangkan yang ada di lahan kering berkisar antara 4-5 ton TBS/hektar.
Namun demikian, lanjutnya, pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan rawa tersebut rentan terhadap angin kencang yang bisa menyebabkan roboh, terutama apabila usia tanaman yang mencapai 15 tahun.
Guna mengantisipasi roboh tanaman kepala sawit yang sudah berusia tua pabila diterjang angin kencang, biasanya pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan rawa tersebut dimiringkan sehingga akarnya kuat.
Selain itu, kata Haryono, pengembangan perkebunan kelapa sawit di lahan rawa tersebut biaya operasionalnya tinggi, karena harus membangun infrastruktur yang cukup mahal.
Menyinggung luas perkebunan kelapa sawit di Kalsel, dia menyebutkan, sampai saat ini mencapai 254 ribu hektar dan sebagian besar dikuasai perkebunan besar swasta (PBS) yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Untuk mengolah hasil perkebunan kelapa sawit seluas 254 ribu hektar tersebut, saat ini telah dibangun pabrik crude palm oil (CPO) sebanyak 14 buah dan sedang dibangun dua pabrik dengan produksi CPO mencapai 400 ribu ton/tahun. ani/mb05
No comments:
Post a Comment