Rabu, 10 Desember 2008 11:41 redaksi
BATULICIN-Ratusan hektare perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Provinsi Kalimanatsen Selatan sejak dua tahun terakhir kondisinya rusak parah akibat serangan binatang liar seperti jenis tikus, babi hutan, serta jenis landak.
Tanaman kelapa sawit yang rata-rata sudah berumur satu hingga dua tahun dan mulai berbuah itu cenderung gagal panen karena pelepahnya digerogoti hama tikus dan buahnya dimakan atau diserang babi hutan.
"Kami kewalahan memusnahkan binatang itu, termasuk jenis landak, banyak sekali yang merongrong tanaman kelapa sawit hingga membuat pohonnya mati," kata Simbolon (41) petani kelapa sawit dari Desa Karya Bakti, Keacamatan Mantewe, saat ditemui kemarin.
Di sejumlah desa lain yang lokasi perkebunannya ikut terkena serangan hama adalah Desa Sepakat, Desa Sido Mulyo, dan juga Desa Mantewe di lingkungan Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanbu. Sejak awal 2007, jajaran dinas terkait sudah terhitung dua kali menyalurkan bantuan petani berupa bibit kelapa sawit di kawasan desa tersebut.
"Tapi sayang, hasilnya juga nihil. Bibit kelapa sawit yang kami terima, masih berumur terlalu muda sekitar tiga sampai empat bulan sehingga mudah diserang hama," ujar Sibolon, seraya mengeluhkan kondisi tanamanya.
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola para petani mayoritas swadaya. Penderitaan yang dialami semakin bertambah parah akibat turunnya harga tandan buah segar (TBS) jenis kelapa sawit dari pengaruh krisis global beberapa bulan terakhir.
"Inipun masih ditambah dengan kelangkaan pupuk. Sementara kami di sini sudah tidak berdaya lagi untuk mengeluarkan biaya guna membuat pagar pengamanan supaya perkebunan sawit tidak dijarah binatang liar," katanya.
Meski kurang efektif, petanipun berusaha melindungi perkebunan-nya dengan kayu ala kadarnya. Sebab, untuk membuat pagar yang kuat dari jenis "Papan Ulin"(papan kayu keras, ciri khas dari Kalimantan Selatan- red) biayanya relatif mahal dan kurang terjangkau petani.an/mb03
No comments:
Post a Comment